Anies Baswedan lahir di Desa Cipicung, Kuningan. Desa ini namanya berasal dari sebatang pohon yang adi cikal bakal pemukiman warga.
Bersama sang istri, Fery Farhati, eks Gubernur DKI Jakarta ini bernostalgia dengan mengunjungi beberapa tempat yang menjadi lokasi bermainnya sewaktu kecil.
Namun, tahukah kalian bahwa desa kelahiran Anies ini punya potensi wisata yang menjadi unggulan bagi Kabupaten Kuningan?
Berasal dari sebatang pohon
Melansir laman resmi Desa Cipicung dalam kuningankab.go.id, desa ini sejatinya sudah terbentuk sejak zaman kolonial Hindia-Belanda. Tepatnya pada 1875.
Begitu halnya dengan Desa Cipicung, yang pembentukkannya diawali dengan pembangunan masjid. Saat itu, para sesepuh setempat bersama tokoh ulama (penyebar agama Islam) memutuskan untuk membangun masjid di dekat pohon pincung.
Alhasil, kata “pincung” pun diabadikan menjadi nama desa baru yang di kemudian hari dikenal sebagai “Cipincung”. Kata “Ci” ditambahkan di awal kata mengingat dalam Bahasa Sunda, kata itu berarti “air”, yang menandakan “suatu desa, tempat, atau peradaban”.
Sementara buat yang belum tahu, pincung sendiri merupakan jenis buah yang di daerah lain dikenal dengan nama “buah kepayang”. Buah ini berbentuk lonjong, berdiameter 20-30 cm, kulitnya berwarna coklat, dan daging buahnya putih halus.
Umumnya, buah ini jadi bahan dasar bumbu rawon. Namun, kandungan asam sianida yang kuat bisa menyebabkan efek pusing dan mabuk jika dikonsumsi berlebihan. Bahkan, konon istilah “mabuk kepayang” pun berasal dari buah kepayang ini.
Potensi wisata
Meskipun secara penamaan terinspirasi dari “buah yang bikin mabuk”, nyatanya Desa Cipicung punya potensi wi
Bahkan, ketika mendatangi desa ini, kalian bakal langsung disambut dengan mural-mural indah yang menghiasi jalanan masuk. Baru melintas ke pintu masuk saja, pengunjung sudah langsung terbayang betapa terkelolanya desa ini.
Misalnya, ia mencontohkan, salah satu objek wisata paling terkenal di sini adalah Curug Luhur. Di tempat ini, kalian bisa menikmati indahnya air terjun lengkap dengan lanskap hutan yang masih rimbun.
Makam Sesepuh
Selain wisata alam, ada juga wisata religi Desa Cipincung. Kata Rusli, demi menghormati para sesepuh yang membangun desa, pihaknya sudah membuat maqbara (makam Islam) untuk dua tokoh leluhur. Di antaranya Mbah Marmagati dan Mbah Senogati.
Di samping potensi wisatanya yang menawan, salah satu keunggulan Desa Cipincung adalah kebersihannya. Bagaimana tidak, sampah-sampah rumah tangga di desa ini langsung diolah di tempat pembuangan sampah (TPS) yang sudah disediakan.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi
Sumber : mojok.co
Leave a comment