Presiden Jokowi mengatakan akan membisiki partai secara kuat terkait bakal capres rekomendasi Musyawarah Rakyat (Musra) yang dibentuk oleh kelompok relawan Jokowi.
Merespons itu, Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla mengingatkan lagi bahwa presiden pada era sebelum Jokowi, tidak ada yang cawe-cawe dengan penentuan capres-cawapres.
“Waktu kami, seperti saya sering katakan, zaman Ibu Mega, Pak SBY, sama sekali tidak mempengaruhi partai politik untuk memilih ini itu, ndak. Jadi diberikan kepada partai-partai itu,” ucap JK usai menerima AHY di kediaman JK, Jakarta Selatan, Senin (15/5) malam.
Ketum Palang Merah Indonesia (PMI) itu menyebut parpol diberi kewenangan untuk membentuk koalisi mengusung capres-cawapres untuk mencapai syarat pencalonan yaitu 20 persen kursi di DPR.
“Karena itu butuh koalisi. Tapi koalisi itu adalah kewenangan masing-masing. Kami waktu jadi pemimpin pemerintahan tidak mencampuri itu,”
– Jusuf Kalla.
Sebelumnya, Jokowi menerima hasil musyawarah rakyat (Musra) Indonesia terkait capres-cawapres. Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan akan menyampaikan hasil Musra itu ke partai-partai yang berhak menentukan jalannya Pilpres 2024.
“Sehingga itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang juga koalisinya belum selesai. Jadi kalau saya ngomong sekarang untuk apa? Itu yang namanya strategi ya itu,” kata Jokowi dalam sambutannya di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5).
Ketua Dewan Pengarah Musra Indonesia Andi Gani Nena Wea dalam sambutannya membeberkan 3 nama yang menjadi rekomendasi dari hasil Musra.
“Yang pertama mas Ganjar pranowo capres PDI Perjuangan, kedua Pak Prabowo Subianto ketua umum Gerindra, Pak Airlangga Hartarto ketua umum Partai Golkar,” kata Andi dalam sambutannya.
Leave a comment