Berita

Gaung Toleransi Anies Baswedan Menyentuh Hingga ke Papua, Kisah dari Gus Faruq

Sebuah cerita menarik tentang toleransi yang dilakukan oleh Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta terungkap melalui kisah H. Achmad Faruq, yang akrab disapa Gus Faruq.

Sebagai seorang kader NU, Gus Faruq baru-baru ini kembali ke Jawa Timur setelah tinggal di Fakfaka, Provinsi Papua Barat selama belasan tahun.

Kepulangannya ke Jawa Timur kali ini bertujuan membawa pulang sebuah tongkat yang dulunya sering digunakan oleh almarhum Gus Dur.

Tongkat tersebut hendak diserahkan kepada salah satu kader Gus Dur, politisi senior yang dikenal sebagai Cak Anam.

Gus Faruq dengan penuh keyakinan menyampaikan bahwa mayoritas penduduk Fakfak berharap Anies akan berhasil dalam Pilpres 2024 mendatang.

Pernyataan ini mengundang rasa penasaran karena Anies Baswedan seringkali dikaitkan dengan citra Islam garis keras atau Islam kanan yang menimbulkan ketakutan di kalangan non-Muslim.

Namun, anggapan tersebut ternyata salah, sebagaimana dikemukakan oleh Gus Faruq.

Menurut Gus Faruq, hal ini bisa terjadi karena kepemimpinan Anies di Jakarta yang tercatat dengan baik dan sampai ke wilayah Papua.

Dia mengungkapkan kisah tentang sebuah gereja di Jakarta yang selama puluhan tahun tidak mendapatkan izin, namun di era Anies semua beres.

Kisah ini ternyata sampai kepada masyarakat Papua, sehingga umat Kristiani di sana cenderung memilih Anies sebagai tokoh yang diharapkan.

Di sisi lain, Gus Faruq juga menyebutkan bahwa sosok Anies terlihat cerdas dan tidak dapat dimanfaatkan oleh oligarki.

Keberanian Anies dalam menyelesaikan masalah dan menjalankan kebijakan yang adil membuatnya lebih unggul dari segi apa pun, menurut Gus Faruq.

Namun, menariknya, Gus Faruq juga menyampaikan kebingungannya terhadap beberapa orang NU yang justru sibuk memusuhi Anies.

Ia mengaku tidak begitu memahami alasan di balik sikap mereka, karena Anies Baswedan sejauh ini telah menunjukkan keunggulannya dalam berbagai aspek.

Kisah tentang gaung toleransi Anies Baswedan yang sampai ke Papua ini menggambarkan bahwa kepemimpinan yang baik dan kebijakan yang adil dapat meleburkan perbedaan dan menginspirasi masyarakat dari berbagai latar belakang.

Toleransi adalah sebuah nilai yang tak ternilai, dan dengan cerita ini, kita bisa melihat betapa pentingnya menjaga dan memperkuat harmoni antarumat beragama di seluruh Indonesia. ***

Sumber : harianhaluan.com

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Surya Paloh: Anies Baswedan adalah yang Terbaik Sebagai Calon Pemimpin Negeri

Ketum Partai NasDem Surya Paloh memberikan sambutan menjelang pendaftaran Anies Baswedan dan...

Doa Ibunda Anies Baswedan untuk Pasangan AMIN

Bacapres dan bacawapres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) mengawali kegiatan...

Anies Baswedan Awali Pendaftaran Capres dengan Shalat Subuh Berjemaah Bersama Keluarga

Bakal calon presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengawali hari pendaftaran calon presiden...

Anies Baswedan Dinilai Memiliki Keunggulan Diplomasi Luar Negeri Dibanding Bakal Capres Lainnya

Di tengah kondisi global yang sangat dinamis mulai dari eskalasi konflik beberapa...