Selain itu, ada yang lebih membanggakan. Seorang ulama kharismatik yang tersohor di tanah Arab, Sayyid Ahmad Al Maliki, ikut menyambut kedatangan Anies Baswedan. Mereka bertemu di kediaman sang ulama yang ada di Makkah Al-Mukarramah.
Terlihat video yang viral di beberapa platfrom media sosial, sang ulama sempat melepas kopiah yang dipakai Anies, kemudian mengelus ubun-ubunnya, sembari memanjatkan doa. Setelah selesai mendoakan Anies, Sayyid Ahmad Al Maliki lantas meniup kening sang mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Probolinggo K.H. Nizar Irsyad, juga ikut berkomentar atas kedekatan Anies Baswedan dengan ulama besar di Arab Saudi. Katanya, hal yang dilakukan Calon Presiden Anies Baswedan, dinilainya berdampak positif untuk kemajuan bangsa. “Siapapun itu, jika dekat dengan ulama, merupakan hal yang positif,” tuturnya.
Kiai Nizar blak-blakan, bahwa dia mendukung siapa pun calon pemimpin yang dekat dengan ulama. Bahkan, secara pribadi dia tidak akan pernah mau mendukung, pemimpin yang tidak dekat dengan ulama.
“Harapan kami, siapa pun presiden 2024 yang di takdir Allah SWT. Semoga membawa maafaat dan kemaslahatan berkah bagi agama, bangsa dalam kesatuan NKRI, yang bermartabat dan berkemajuan,” harapnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Anwarul Maliki Pasuruan K.H. Abdullah Munif Ma’ruf, menyambut positif atas sikap Anies Baswedan, yang menunjukkan kedekatannya sebagai seorang calon pemimpin negeri dengan ulama tersohor dunia.
Kata Kiai Munif, pemimpin memang harus mendekat ke ulama. Selain minta doa, juga butuh petunjuk supaya dalam memimpin, mendapat bimbingan dan rida Allah SWT.
Kiai Munif mencoba menafsirkan gestur tubuh keduanya, yang khas dengan orang mohon restu dan memberi restu. “Saya kira sama ketika kandidat lain bersilaturrahmi ke beliau, saya ingat betul yang didawuhkan beliau kepada Pak Anis, kalau jadi harus alhamdulillah kalau gak jadi juga harus alhamdulillah, karena kehendak Allah pasti yang terbaik,” tuturnya.
Dia pun menegaskan, bahwa ulama Nahdliyin tidak bisa dipisahkan dengan sosok Sayyid Ahmad Al Maliki dan Ayahandanya Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki. “Bahkan nasab ilmu, riwayat, dan sanad keilmuan NU bersambung dari Mbah Hasyim ke Sayyid Alawi Al Maliki,” katanya. (adv)
Leave a comment